Tentang Aliansi Kebangsaan

Aliansi Kebangsaan: Sejarah, Semangat, dan Kiprahnya 

Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa, hari ini, 28 Oktober 2022, bertepatan dengan Peringatan Ke-94 Sumpah Pemuda Tahun 1928, Alansi Kebangsaan boleh merayakan ulang tahunnya yang ke-12. Sebuah usia yang masih sangat belia, namun kami akan tetap bersemangat dan bertekad untuk terus mengawal terpeliharanya semangat kebangsaan, dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yakni mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.  

Didirikan pada tanggal 28 Oktober 2010, dengan pengukuhan SK Menkumham Nomor AHU-65.AH.02.02 tahun 2010, Aliansi Kebangsaan adalah sebuah jaringan intelektual lintas kultural dan lintas keyakinan, yang dipersatukan oleh kepedulian yang sama untuk mengembangkan kebangsaan Indonesia yang berperadaban, dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yakni menjadi bangsa yang “merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. 

Bersama pengusaha nasional Pontjo Sutowo sebagai penggagas utamanya, para cendekiawan yang ikut mendirikan Aliansi Kebangsaan, antara lain, Brigjen TNI (Purn) Dr. Saafroedin Bahar, Drs. H. Ahmad Zacky Siradj, Dr. (H.C) Ir. Haji Salahuhudin Wahid, Dr. Budi Kusumohamidjojo, Ny. Ir. Zoerani Djamal, Bapak Raden Tarno Kamseno Soedjono, Ny. Ir. Retno Sri Endah l, Msc, drs. H. Toto Irianto, drs. Eddie Lembong, Dr. Yudi Latif, Bapak Harun Kamil, SH, serta FX Mudji Sutrisno dan saudara Indra Bambang Oetoyo. 

Dalam pengamatan Pontjo Sutowo, yang kini menjadi ketua Aliansi Kebangsaan, beserta para pendirinya, semangat kebangsaan kita, khususnya setelah Reformasi, terasa mulai memudar. Nilai-nilai kebangsaan sebagai modal budaya justru sedang mengalami perapuhan. Eksistensi kebangsaan tersebut dewasa ini terancam musnah karena kenaifan, kelalaian, dan ketidakacuhan kita anak-anak bangsa sendiri. Semangat kebangsaan secara perlahan-lahan, dan mungkin juga tidak disadari, dirasakan, telah mengendor, dan sebaliknya, semangat golongan justru meningkat. 

Melalui Aliansi Kebangsaan, kami dalam sebuah kelompok kecil melakukan diskusi secara rutin setiap minggu, membahas berbagai masalah mendasar bangsa dan negara, seperti soal falsafah negara Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, demokrasi, haluan negara, bela negara, dan lain sebagainya,  untuk dibahas dalam forum diskusi yang lebih besar. 

Bersama Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, yang merupakan “saudara kembar” Aliansi Kebangsaan, kami telah mengadakan berbagai serial diskusi mengenai berbagai masalah kebangsan, dan mencoba memberi saran untuk perbaikannya. Antara lain diskusi soal kemaritiman dan kelautan, dengan topik “Mengungkap Budaya Luhur Nusantara Menuju Paradaban Maritim Indonesia”. Berbagai hasil diskusi  panel serial selama setahun penuh tersebut, telah kami rangkum dalam buku ‘Visi Maritim”, dan telah diserahkan kepada Pemerintah melalui Menteri Kelautan dan Parikanan, dengan harapan bisa menjadi bahan pertimbangan dalam berbagai kebijakan di bidang kelautan dan perikanan. 

Diskusi lainnya adalah tentang bagaimana mencari jawaban soal bagaimana membentuk nilai ke-Indonesia-an masyarakat bangsa Indonesia. Proses meng-Indonesia sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat, sebetulnya sudah selesai secara politik dan hukum pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, yang dilanjutkan dengan pembentukan pemerintahan. Namun “Meng-Indonesia” dari segi isi dan makna, dari segi nilai, itulah yang harus terus dicari, bahkan tidak pernah akan berhenti dicari, karena negara dan bangsa ini akan terus menghadapi dan mengisi masa depannya. Berbagai pendapat dan pemikiran para ahli dalam diskusi panel serial, yang juga berlangsung selama setahun, dengan judul “Membangun Budaya Bangsa dan Nilai Ke-Indonesia-an demi Masa Depan Bangsa” tersebut, telah kamu rangkum dalam buku “Nilai Ke-Indonesia-an”. Besar haapan kami agar berbagai pemikiran yang termaktub dalam buku tersebut dapat berharga bagi pembangunan manusia Indonesia dan pembentukan institusi dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara. 

Aliansi Kebangsaan bersama Forum Rektor Indonesia  juga telah mengadakan Konvensi Nasional tentang Haluan Negara, yang dihadiri sejumalah besar politisi dan pimpinan lembaga tinggi negara, antara lain Ketua MPR Bapak Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PDI-P, Ibu Megawati Soekarnoputri. Sebagai bangsa yang bermasyarakat majemuk, Indonesia hanya bisa bersatu jika ada tujuan bersama yang dirumuskan dan disepakati bersama melalui Majelis Permusywaratan Rakyat, karena MPR merupakan representasi suluruh lapisan dan golongan yang ada dalam masyarakat. Salah satu bentuk tujuan bersama yang perlu disepakati dan dirumuskan bersama untuk menjadi sebuah pedoman atau haluan bersama, yakni tentang pelaksanaan pembangunan nasional. 

Guna membahas lebih jauh kemungkinan menghidupkan kembali Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) atau apapun namanya sebagai pengganti GBHN, Aliansi Kebangsaan  setidaknya sudah tiga kali berdiskusi langsung dengan pimpinan MPR, sekaligus memperjuangkan dilakukan revitalisasi keanggotan MPR menjadi lembaga yang inklusif dengan menyertakan golongan-golongan yang ada dalam masyarakat, agar benar-benar merupakan representasi suluruh lapisan dan golongan dalam masyarakat. 

Menjelang pemilihan presiden langsung oleh rakyat pada April 2019, bekerjasama dengan Universitas Indonesia, Aliansi Kebangsaan juga mengadakan diskusi Pendidikan Pemilih, dengan mengundang beberapa tokoh potensial, baik yang disebut-sebut namanya dalam masyarakat maupun yang berkeinginan untuk maju sebagai bakal calon presiden/wakil presiden untuk menyampaikan visi dan misi kepresidenannya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertulis menyangkut masalah-masalah strategis bangsa, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hukum, pertahanan keamanan, dan sebagainya. Dengan demikian masyarakat dapat mendengar dan menilainya secara langsung untuk kemudian menentukan pilihannya. 

Aliansi Kebangsaan bersama Yayasan Suluh Nuswantara Bakti juga telah menyelenggarakan diskusi soal ketahanan nasional kita, yang hasilnya telah dirangkum dalam buku “Menggalang Ketahanan Nasional dengan Paradigma Pancasila”. Target utama penyelengaraan diskusi panel serial ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran (awereness) dan kewaspadaan (alertness) kolektif bangsa Indonesia terhadap seriusnya berbagai bentuk ancaman yang dihadapi bangsa dan negara dewasa ini, sekaligus membangkitkan semangat (spirit) untuk mau dan mampu  mencegah, menangkal, dan melawannya. Juga untuk memberikan masukan bagi negara/pemerintah berkaitan dengan konsep, doktrin, dan kondisi ketahanan nasional kita. 

Bekerjasama dengan Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD), Yayasan Suluh Nuswantara Bakti atau YSNB serta Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (FKPPI), Aliansi Kebangsaan juga telah ikut serta mengagas dan menyelenggarakan Simposium Nasional Kebudayaan (SNK) dengan tema utama “Pembangunan Karakter Bangsa untuk Melestarikan  dan Menyejahterakan NKRI Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. Hasil simposium dalam bentuk naskah “Strategi Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia” sudah disampaikan kepada pemerintah sebagai masukan dalam memperkuat program Revolusi Mental. 

Aliansi Kebangsaan juga telah menyelenggarakan sebuah diskusi panjang sekitar dua setengah tahun sejak awal 2019 tentang bagaimana “Mengukuhkan Kebangsaan yang Berperadaban dengan Paradigma Pancasila” melalui tiga ranah sosial pembangunan, yakni ranah mental-kultural atau tata-nilai, ranah sosial-politikal atat tata-kelola, serta ranah material-teknologikal atau tata-sejahtrera. Diskusi ini menyertakan Forum Rektor Indonesia dan Harian Kompas, serta beberapa mitra strategis lainnya, seperti Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), serta Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB) dan Forum Komunikasi Putra-Putri PurnawirawanTNI dan Polri (FKPPI). 

Masih dalam rangkain diskusi mengenai tiga ranah sosial pembangunan ini, Aliansi Kebangsaan juga mengadakan sejumlah diskusi sebagai kelanjutan masing-masing ranah. Menyangkut ranah mental-kultural, antara lain diskusi tentang bagaimana membangun manusia Indonesia menjadi “manusia unggul”, diskusi soal kurikulum pendidikan, guru dan dosen, serta tentang sistem kebudayaan dan Pendidikan nasional. Menyangkut ranah institusional-politikal atau tata-kelola pemerintahan, hukum, dan politik, Aliansi Kebangsaan antara lain telah mengadakan diskusi tentang perlunya menata ulang sistem demokrasi kita, serta bersama MPR melakukan diskusi tentang perlunya melakukan restorasi haluan negara. Sementara di ranah material-teknologikal atau tata-sejahtera, Aliansi Kebangsaan telah memperluasnya, antara lain dengan diskusi-diskusi menyangkut Kemajuan Teknologi Indonesia, Perekonomian Berbasis Pengetahuan, Menuju Kemandirian Pangan, Kelautan dan Masa Depan Indonesia, Kesehatan dan Ketahanan Ekonomi Nasional, Teknologi dan Pariwisata Nasional, Meningkatkan Ketahanan Energi Nasional, serta dalam suasana pandemi Covid-19, diskusi tentang Wabah Covid-9 dan Ketahanan Nasional. 

Selain dalam bentuk FGD (focus group discussion) atau diskusi kelompok, baik secara tatap muka langsung (offline) maupun secara online atau dua-duanya (hybrid) karena Covid-19, Aliansi Kebangsaan juga menyelenggarakan diskusi publik ranah mental-kultural, dengan mendatangi Kampus Univrsitas Diponegoro (Undip) di Semarang, guna berdiskusi langsung soal pentingnya pendidikan dengan para mahasiswa dan para pembinanya, serta para akademisi setempat. Sementara di ranah material-teknologikal atau tata-sejahtera, Aliansi Kebangsaan juga telah mengadakan diskusi publik soal kamandirian pangan di kampus IPB University di Dermaga, Bogor.  

Berbagai hasil diskusi panjang, luas dan mendalam tersebut telah kami rangkum dalam buku setebal 500 halaman lebih berjudul “Memperadabkan Bangsa, Membangun Indonesia dengan Paradigma Pancasila”, yang peluncurannya dilakukan pada 28 Oktober 2021, dalam Kongres Kebangsaan “Ikhtiar Memperadabkan Bangsa”, yang berlangsung di Gedung MPR-RI di Senayan, Jakarta.  

Dalam rangka mensosialisasikan berbagai pemikiran para cendekiawan mengenai tiga ranah sosial pembangunan tersebut, Insya Allah dalam kesempatan setelah ini, kami akan meluncurkan program podcast tentang “Tiga Ranah Pancasila, Saatnya Cendekiawan Bicara”. Indonesia ini adalah sebuah negara besar dengan penduduk yang begitu majemuk disertai berbagai persoalan yang tidak sedikit, sehingga tidak mungkin semunya diserahkan kepada pemerintah untuk menyelesaikannya.  Sementara partai-partai politik pun masih sibuk dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu partisipai seluruh rakyat sangat diharapkan, termasuk dari para cendekiawan untuk berani tampil mengemukakan pikiran dan gagasannya. Kini sudah “Saatnya Cendekiawan Bicara”. 

Episode pertama podcast yang akan di-launching setelah ini, masih akan membicarakan secara umum tentang apa itu Tiga Ranah Pancasila dan apa pentingnya bagi bangsa ini; siapa yang menyelengarakan podcast ini, serta mengapa para cendekiawan harus berbicara. Episode-episode selanjutnya baru akan membicarakan lebih mendalam mengenai masing-masing ranah. Tidak berhenti di situ saja. Setelah itu akan diperdalam lebih lanjut dengan berbagai persoalan dari masing-masing ranah yang kami anggap penting sebagai studi kasus. 

Aliansi Kebangsaan juga membentuk Jaring Cendekia yang beranggotakan 16 cendekiawan Indonesia, guna memfasilitasi para cendekiawan Indonesia menggodok isu-isu kebangsaan, untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi kerja kepada pemerintah. Aliansi Kebangsaan juga membentuk Kaukus Penulis untuk mengkonsolidasikan para penulis muda Indonesia dalam satu wadah bersama, antara lain untuk menyosialisasikan isu-isu ideologi, Pancasila, demokrasi, dan sebagainya. Kaukus Penulis ini terbuka untuk mahasiswa, akademisi, penulis/peneliti yang memiliki ketertarikan terhadap berbagai masalah bangsa. 

Pada setiap penutup akhir tahun, Alinansi Kebangsaan juga mengadakan diskusi dengan topik tertentu, sekaligus sebagai “Refleksi Akhir Tahun” perjalanan bangsa dalam setahun. Aliansi Kebangsaan juga mengadakan diskusi bulanandengan masyarakat media, dengan mendatangkan para pembicara yang mumpuni, termasuk pimpinan partai-partai politik, bertujuan untuk menyosialisasikan pemikiran-pemikiran kebangsaan, langsung dari tangan pertama. Dengan demikian masyarakat bisa mengetahui apa dan siapa partai politik tersebut, serta apa visi dan misinya, apa yang hendak diperjuangkan. 

Dengan penuh kerendahan hati, kami secara jujur mengakui bahwa apa yang dilakukan Aliansi Kebangsaan belum seberapa dibandingkan tantangan yang dihadapi bangsa ini. Namun, dalam usia yang ke-12 ini, Aliansi Kebangsaan bertekad untuk terus mengawal terpeliharanya semangat kebangsaan, dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yakni menjadi bangsa yang “merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. 

Melalui Aliansi Kebangsaan, kami ingin mengingatkan kita semua bahwa kebangsaan merupakan modal sosial yang sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia ke depan. Oleh karena itu, nilai-nilai kebangsaan yang ada dalam kehidupan masyarakat bangsa ini harus terus-menerus dirawat, diaktualisasikan dan mewujud ke dalam karakter bangsa Indonesia, dengan mencoba melahirkan pemikiran dan gagasan yang dapat disumbangkan kepada berbagai pihak, dalam usaha kita bersama bagi kepentingan dan kemajuan masyarakat, bangsa dan negara kita. 

Melalui Aliansi Kebangsaan ingin diingatkan bahwa orang Indonesia itu mempunyai tujuan, seperti yang tercantum dalam alinea kedua Pembukaan UUD 1945, yakni “Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil, Makmur”. Dengan demikian, tujuan Aliansi Kebangsaan adalah untuk menjaga terpeliharanya serta terwujudnya semangat kebangsaan guna mencapai tujuan Nasional serta tugas Pemerintah, yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, demi tercapainya keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Hanya faham kebangsaanlah yang secara mendasar bisa menyatukan berbagai golongan yang berbeda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai faham lainnya justru sebaliknya, karena didasarkan pada perbedaan itu sendiri, yang memustahilkan terbentuknya persatuan.  

DIRGAHAYU ALIANSI KEBANGSAAN !!! 


————————————————————

Susunan Pengurus Aliansi Kebangsaan 2024

Ketua : Pontjo Sutowo
Sekretaris Jendral : Achmad Zacky Siradj
Sekretaris Program : Nofia Fitri
Keuangan : Nova Fitri Aries
Hubungan Masyarakat : Indri Ayu
Anggota Dewan Pakar:
Yudi Latif
Ansel da Lopez
Manuel Kaisiepo
I Dewa Putu Rai
Prastijono Widjojo
Wisnubroto
(Alm) Saafroedin Bahar

————————————————————

SOSIAL MEDIA

2,939FansLike
0FollowersFollow
167FollowersFollow
135SubscribersSubscribe

TIGA RANAH PEMBANGUNAN

PODCAST TIGA RANAH PANCASILA